Yuk Belajar Merefleksikan Kitab Suci

#Kitab Suci, #Refleksi, #OMK, #Lectio Divina, #BKSN, #BerimanBukanRecehan,
07 September 2019
Yuk Belajar Merefleksikan Kitab Suci

Halo sobat Youcat.

Pernah nggak ketika kita sedang semangat-semangatnya membaca Kitab Suci, tapi rasa-rasanya Kitab Suci itu kok nggak ada maknanya ya buat kita? Atau, rasa-rasanya pesan-pesan yang ada di Kitab Suci itu jauh banget, nggak pas dengan kondisi kita saat ini. Lha, Kitab Suci kan tulisan tua, sudah ribuan tahun yang lalu, gimana mau pas dengan kondisi kita yang sudah modern ini?

Pernah mengalami ini? Yuk kita belajar sedikit-sedikit bagaimana merefleksikan Kitab Suci agar pesan Kitab Suci tetap up to date dengan kondisi hidup kita saat ini!

“Alkitab adalah surat cinta Allah untuk kita” ~ Soeren Kierkegaard ~

Sediakan Waktu dan Bacalah Dengan Tenang

Membaca Kitab Suci itu berbeda dengan membaca koran atau status media sosial. Kita perlu ketenangan dan bantuan rahmat dari Tuhan untuk bisa menyelami makna yang ada di dalam Kitab Suci; kita tidak bisa membaca Kitab Suci dengan cepat dan terburu-buru.

Oleh karena itu, ada baiknya menyediakan waktu khusus untuk membaca Kitab Suci. Misalnya, kita bisa ambil waktu setidaknya 30 menit setiap harinya untuk membaca Kitab Suci. Ambillah waktu yang tenang sesuai jadwal kegiatan kita masing-masing, entah itu pagi, sore, ataupun malam hari.

Bacalah Secukupnya, Jangan Terlalu Banyak

Sekali lagi, Kitab Suci bukan koran ataupun status media sosial. Kita tidak bisa terburu-buru membaca Kitab Suci agar cepat habis semuanya. Justru, sebaiknya kita cukup baca sedikit-sedikit saja namun dengan tenang dan mendalam. Nah, bacaan Injil yang ada dalam Kalender Liturgi bisa menjadi pilihan yang cocok untuk mulai membaca Kitab Suci.

Sekarang, Mulailah dengan Berdoa

Kitab Suci adalah adalah cara Allah berkomunikasi lewat tulisan-tulisan manusia. Oleh karenanya, kita perlu bantuan Roh Kudus untuk memahami apa sih yang sebenarnya Allah ingin katakan kepada kita secara pribadi melalui Kitab Suci. Caranya, mulailah dengan berdoa memohon bantuan rahmat Roh Kudus kepada Allah. Kita bisa menggunakan contoh doa seperti ini “Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku dan terang bagi jalanku.” (Mzm 119:105)

Bacalah dengan Tenang, Nikmati Bagian-Bagian yang Membuatmu Tertarik

Bacalah dengan perlahan. Kalau perlu, ulangi beberapa kali perikop yang kalian baca. Selama membaca, perhatikan mana bagian yang menarik dan perasaan-perasaan yang muncul. Cobalah ulangi beberapa kali dan resapi lagi bagian-bagian yang menarik yang menimbulkan perasaan yang kuat. Misalnya, ketika terjadi angin topan di danau Galilea lalu Yesus meredakan angin besar tersebut. Perasaanku yang muncul waktu itu terkagum-kagum sekaligus merasa aman. Mengapa? Cobalah gali terus bagian-bagian yang menarik tersebut.

Bawalah ke Kehidupan Pribadimu, Apakah Ada Kesamaan? Allah Mau Bicara Apa Ya Kira-Kira?

Kalian bisa menggali bagian-bagian perikop yang menarik tadi dengan mengingat kembali kehidupan kalian. Apakah ada kesamaan-kesamaan? Atau malah pertentangan?

Misalnya, Injil hari ini mengisahkan Tuhan Yesus yang menegur orang Farisi. Eh, ternyata hari-hari ini aku sudah berlaku munafik terhadap temanku. Atau mungkin Injil hari ini mengisahkan Yesus yang berjalan di atas air lalu menolong Petrus yang tenggelam. Eh, ternyata hari-hari ini aku sedang ada masalah besar dan bingung harus ngapain. Atau Tuhan Yesus meminta untuk mengasihi orang kecil, eh, aku malah barusan cuek waktu ada orang minta-minta.

Nah, cobalah gali dan renungkan persamaan-persamaan serta pertentangan yang terjadi antara kisah di Kitab Suci serta pengalaman hidup harian kita. Nah, itulah salah satu tanda Allah ingin bicara kepada kita melalui Kitab Suci. Bisa saja pada satu hari Allah ingin menghibur kita yang sedang ada masalah. Lain hari, Allah mungkin menyuruh kita untuk lebih peka pada orang lain. Bisa juga, Allah sedang menegur kita yang masih cuek dan munafik.

Buatlah Resolusi

Kalau kita sudah tahu kira-kira Allah ingin bicara apa lewat Kitab Suci, lalu buatlah resolusi agar pesan dalam Kitab Suci lebih meresap. Misalnya, ternyata Allah ingin mengajakku untuk lebih peka terhadap orang lain. Maka kita bisa buat resolusi untuk lebih aktif menawarkan bantuan kepada orang lain.

Catatlah Dalam Buku Khusus

Setelah itu, catatlah semua proses yang telah kalian lalui dalam sebuah buku khusus. Catatlah tanggal kalian membaca dan apa yang kalian baca pada tanggal itu. Lalu, catatlah bagian-bagian yang kalian anggap penting, misalnya, ayat-ayat emas, bagian yang menarik, dan resolusi yang kalian buat. Jangan ragu untuk membuat tulisan kalian se-personal mungkin dengan menuliskan semua perasaan kalian. Anggaplah tulisan kalian ini sebagai sebuah curhatan dan surat balasan kepada Allah.

Mengapa perlu dicatat? Agar, pada suatu hari nanti, ketika kalian perlu peneguhan, perlu penyemangat, ataupun perlu sebuah pengingat, kalian bisa membaca tulisan-tulisan kalian lagi. Tulisan-tulisan kalian inilah yang nantinya akan menjadi “harta karun rohani” kalian secara pribadi.

Bagikan Suka Citanya Kepada Orang Lain

“. . .pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” (Mat 28:19)

Itulah perintah Yesus, juga kepada kita. Setelah kita merasakan sendiri sentuhan Allah melalui Kitab Suci, kini kita pun perlu membagikan sentuhan-sentuhan Allah tersebut kepada orang-orang di sekitar kita. Kita bisa mulai melalui resolusi-resolusi untuk berbuat baik yang sudah kita buat sebelumnya.

Dengan demikianlah kita bisa merasakan bahwa Kitab Suci adalah sungguh-sungguh kata-kata Allah yang tetap mampu berkata kepada kita secara kekinian. Karena melalui Kitab Suci, Allah sebenarnya ingin mengatakan sesuatu mengenai hidup kita. Dan nantinya, kitalah yang akan mewartakan kata-kata Allah secara kekinian melalui perbuatan-perbuatan baik kita kepada orang lain.

“Kitab Suci bukan sesuatu dari masa lalu. Tuhan tidak berbicara pada masa lalu, tetapi berbicara kepada kita hari ini.” ~ Paus Benediktus ~

Yuk Dibaca

Youcat no 16, 502, 11

http://www.katolisitas.org/bagaimana-menginterpretasikan-kitab-suci-menurut-pengajaran-gereja-katolik/ (Bagian V. Lectio Divina)