Yesus Teladan Kita

#YOUCAT, #YOUCATid, #berimanbukanrecehan, #omkindonesia, #gerejakatolik, #christusvivit, #Kristushidup, #mengenalYesus, #catholicchurch, #5thYOUCATid, #dokumengereja,
30 July 2021
Yesus Teladan Kita

Sobat YOUCAT, mari kita lanjutkan perkenalan lebih dekat dengan Tuhan Yesus!

Kali ini kita akan mengenal Yesus lewat dokumen Christus Vivit. Christus Vivit atau dalam bahasa Indonesia berarti Kristus Hidup merupakan Seruan Apostolik Pascasinode yang dikeluarkan pada tanggal 25 Maret 2019. Dokumen ini adalah buah dari Sinode Umum Para Uskup yang membahas tentang “Orang Muda, Iman dan Diskresi (Discernment) Panggilan” yang dilaksanakan di Vatikan pada bulan Oktober 2018. Melalui dokumen Christus Vivit, Paus Fransiskus ingin menyapa kaum muda dalam situasi hidup mereka yang real, dalam tantangan yang kerap kali sangat berat, dan juga meneguhkan harapan.

Lalu, bagaimana sosok Yesus menurut Dokumen Christus Vivit? Apa saja yang bisa kita teladani dari-Nya melalui dokumen ini? Yuk, kita bahas satu persatu!

1. Yesus, Sahabat Setia Pesan pertama yang ingin disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam seruan ini yaitu "Dia hidup dan ingin agar engkau hidup!" (CV 1). Apa saja yang disentuh oleh Yesus menjadi muda, baru, dan dipenuhi hidup. Begitu luar biasa, kan?! Sadar atau tidak, Dia ada di dalam diri kita dan senantiasa bersama kita. Meskipun kita lari bersembunyi ke ujung bumi, Yesus tetap di samping kita.

Apakah saat kita sedih, ketakutan, merasa ragu, bahkan mengalami kegagalan, Dia akan meninggalkan kita? Jawabannya It’s a big no! Yesus tidak akan pernah meninggalkan dirimu sendirian. Dia selalu setia bersamamu, menguatkan dan meneguhkan harapanmu (CV 2). Kesetiaan Yesus yang tanpa batas ini, dapat kita jadikan poin pertama sebagai teladan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelayanan.

2. Yesus, Pemilik Hati yang Senantiasa Muda Kemudaan sejati yang berasal dari Yesus adalah hati yang mampu mengasihi (CV 13). Yesus ingin memberi kita hati yang selalu muda. Maka sabda Tuhan meminta kita untuk “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru” (1 Kor 5:7). Sekaligus, Yesus mengundang kita untuk menanggalkan “pribadi yang tua” untuk mengenakan “pribadi yang baru” (Kol 3:9-10).

Sobat YOUCAT, hati yang muda atau pribadi yang baru ini berarti hati yang penuh kasih. Bersih dari amarah, dendam, kebencian, iri dengki dan sebagainya. Sebaliknya, jika diisi dengan sifat-sifat buruk tadi, bukan disebut pribadi yang baru, tetapi termasuk dalam pribadi yang tua. Teladan Yesus yang senantiasa mengasihi, sungguh luar biasa. Khas sekali sebagai hati orang muda yang penuh cinta.

3. Yesus Tidak Memandang Usia sebagai Patokan “Ehhh... Saya lebih tua loh dari kamu. Kamu harus patuh sama perintah saya!” - Sobat YOUCAT pernah mendengar kalimat itu? Atau… pernah ngomong demikian? Wah, jangan sampai, ya, karena ternyata Yesus tidak senang dengan anggapan seperti ini! Seakan-akan usia bisa dijadikan senjata untuk membuat orang lain tunduk pada perintah bahkan berakhir dengan terciptanya rasa takut. Dia tidak menyukai kenyataan bahwa orang dewasa memandang rendah orang yang lebih muda atau memerintah mereka semaunya. Sebaliknya, Yesus meminta agar ”Yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda” (Luk 22:26).

Bagi Yesus, usia tidak menentukan hak istimewa. Seseorang yang berumur lebih muda, bukan berarti ia kurang bernilai atau bahwa ia memiliki martabat yang lebih rendah (CV 14). Kata kunci yang dapat ditangkap dari teladan kita dalam bagian ini adalah kasih dan kesetaraan.

4. Yesus, Teladan Kaum Muda Yesus adalah orang muda di antara yang muda untuk menjadi teladan bagi yang muda dan menguduskan diri mereka kepada Tuhan.” (CV 22). Seluruh hidup Yesus adalah tanda misteri-Nya. Tuhan “menyerahkan nyawa-Nya” (Mat 27:50) di kayu salib ketika Ia baru berumur tiga puluh tahun lebih sedikit (bdk. Luk 3 :23), yang kalau sekarang disebut masa dewasa awal. Di tengah-tengah masa muda-Nya, Dia memulai misi publiknya sebagai “telah terbit Terang” (Mat 4:16).

Berdasarkan kisah-kisah Injil, bahwa pada masa remaja-Nya, Yesus sedang “membentuk diri” dan mempersiapkan diri untuk menggenapi rencana Bapa (CV 27). Misi utama itu telah menuntun-Nya sejak masa remaja-Nya dan masa muda-Nya. Relasi-Nya dengan Allah adalah sebagai __Anak yang dikasihi (CV 28). __

Pertanyaan, ‘nih, Sobat YOUCAT! Jika kalian merasa takut, apa yang kalian lakukan untuk mengatasinya? Tentu saja harus terus berusaha untuk bangkit dari ketakutan. Yesus, mengajak kita untuk mampu bangkit dari ketakutan itu. Yesus ingin kita berpartisipasi dalam kebaruan kebangkitan-Nya (CV 32). Kita dapat melihat panggilan kepada kemudaan sejati dari mereka yang bangkit bersama Kristus dalam Injil Markus. Di dekat sebuah makam kosong, kita melihat seorang pemuda “memakai jubah putih” (16:5) yang mengajak kita untuk mengalahkan rasa takut dan mewartakan sukacita kebangkitan (bdk. 16:6-7).

Bagi sebagian dari kita, meminimalisir rasa takut pada situasi atau keadaan tertentu membutuhkan usaha yang cukup keras. Namun jika selalu mengandalkan Yesus, Sang Teladan, kita pasti bisa melaluinya dengan baik. Intinya, jangan ragu untuk berserah kepada-Nya dalam segala ketakutan dan keraguanmu! Tidak perlu cemas, tetap percaya, __Dia selalu ada bersamamu. __

Mengenal Sang Teladan adalah sebuah kebahagiaan. Dia yang berhati muda, bersedia mengasihi kita apapun yang terjadi. Di saat berduka maupun bahagia, Yesus tetap ada. Dia sungguh teladan sejati bagi umat manusia dan kita, para orang muda.

Mari kita memelihara hati dan semangat muda di dalam diri kita masing-masing bersama Yesus, Sang Teladan, agar kehadiran kita bisa menjadi cahaya, tanda, serta sarana pembawa sukacita bagi semua orang!

Tuhan memberkati.

Oleh : Jenny Barli | @jennybarli