Yesus Lahir di Palungan Hatiku

#berimanbukanrecehan, #natal, #refleksi,
29 December 2020
Yesus Lahir di Palungan Hatiku

Komunikasi Iman

Setelah Misa Natal , ada satu keluarga terdiri dari Bapak, Ibu dan dua orang anaknya laki laki yang masih berusia sembilan dan tujuh tahun mendatangi “Kandang Natal” dalam gereja. Mereka berdiri di depan kandang Natal, mereka berdevosi, berdoa bersama. Setelah selesai anak yang besar bertanya pada mamanya. “Ma…. Tuhan Yesus lahir kog di dalam kandang domba? Kog tidak di rumah sakit bersalin? Ibu itu terdiam sejenak, rupanya agak kesulitan menjawabnya. Bapaknya mengatakan, Mas….(menyebut anaknya). Tuhan Yesus itu sebenarnya sangat kaya. Bisa saja Tuhan Yesus memilih tempat yang megah,mewah sebab Tuhan Yesus pemilik seluruh isi dunia ini. Tuhan Yesus sangat kaya. Tetapi karena cinta kepada kita, Tuhan Yesus ingin menjumpai manusia di dunia agar kita selamat, hidup damai dalam hati kita. Tuhan Yesus meninggalkan kekayaan-Nya dan kemuliaan-Nya dan mendatangi manusia dengan rela dilahirkan dalam kandang yang kumuh oleh perawan Maria. Tuhan Yesus ingin mengajak kita dan mengajarkan kita untuk hidup sederhana, tidak melekat pada milik kepunyaan kita. Kita berdoa bersama disini untuk mohon berkat Tuhan Yesus bagi keluarga kita, bagi kalian agar mampu belajar dengan baik dan hidup penuh berkat sukacita.

Itu sekelumit komunikasi iman dalam keluarga pada natal tahun lalu saya dengar. Tidak semua orang tua mampu menjelaskan dengan baik tentang Karya Keselamatan Allah, tentang Allah yang menjelma menjadi manusia. Saya senang melihat dan mendengar anak anak antusias datang ke kandang Natal dan bertanya pada orang tuanya, yang tampak polos. Meski pun tidak bisa ditangkap semua oleh anak anaknya, bapak tadi mencoba mengkomunikasikan imannya pada anak anaknya.

Natal 25 Desember

Misteri Inkarnatoris, Penjelmaan Allah yang yang begitu “besar dan jauh” menjadi manusia nyata dalam Diri Yesus yang lahir di bumi, di tempat yang kumuh, kotor. Namun demikian kelahiran bayi Yesus di kandang Betlehem itu menjadi awal karya keselamatan dari Allah.

Kelahiran Yesus Tuhan selalu dirayakan pada 25 Desember, meski dalam Injil tidak ada petunjuk tentang bilamana Yesus lahir. Menurut hipotese yang dikemukakan oleh Usener seorang Jerman, Natal pada tgl. 25 Desember diambil alih dari pesta kafir bangsa Romawi, yang merayakan Hari kelahiran Dewa Matahari yang kuat, hebat tak terrkalahkan. Pesta yang mereka laksanaka disebut Dies Natalis Solis Invicti. Pesta itu diwajibkan untuk dirayakan oleh Kaisar Roma Aurelianus pada tahun 274, karena tepat pada tgl 25 Desember,pada saat musim dingin di kota Roma mencapai puncaknya. Pada saat itu matahari memberi nuansa kehangatan.

Untuk menjauhkan umat beriman dari bahaya pengambilan bagian dalam perayaan kafir tersebut, Gereja menggantikannya dengan misteri Kelahiran Kristus Yesus sebagai “Matahari Sejati, terang sejati. Dari Roma perayaan kelahiran Tuhan yang disebut Natal ini dengan cepat menyebar ke tempat-tempat lain. Akhir abad IV pesta ini sudah tersebar di Afrika, Spanyol dan Gereja-gereja Timur. Abad V meluas ke Gereja-gereja di Perancis, Mesir dan pada abad VI berkembang di Yerusalem dan Palestina.

Pesan terpenting dalam perayaan Natal bukanlah kepastian tanggal dan bulan kelahiran Tuhan Yesus, tetapi dengan kelahiran Tuhan Yesus pada setiap natal tanggal 25 Desember bagi kita menjadikan awal karya keselamatan Allah untuk kita semua.

Yesus Lahir Dalam Hati Kita.

Saat ini dapat kita saksikan setiap perayaan Natal sebagai ditandai dengan macam macam hiasan natal,ornamen natal, kegiatan bisnis dan entertain di pusat pusat perbelanjaan, mall-mall sejak awal memasuki bulan Desember. Banyak orang kristen menyiapkan berbagai kegiatan menyambut perayaan Natal dengan memperpantas penampilan lingkungan rumahnya, barang barang baru yang dibeli, juga tempat tempat peribadatan / gereja.

Bagi kita dalam mempersiapkan Natal terutama tidak terletak pada meriahnya hiasan hisasan atau ornamen Natal yang tampak keren, indah, atau berbagai pesta pesta, tetapi kita selalu memulai mempersiapkan selama empat minggu dalam masa liturgi adven. Dalam masa adven ini,kita diajak bersama Yesaya untuk merindukan kedatangan keselamatan yang telah dijanjikan Tuhan selama berabad abad. Bersama Yohanes Pembaptis kita mempersiapkan kedatangan Tuhan dengan membangun sikap tobat dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Pada akhirnya kiata diajak bersama Bunda Maria kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh suka cita.

Tahun ini kita menyambut kedatangan Tuhan di masa pandemi ini sebaiknaya kita hindarkan perayaan perayaan meriah dengan berkumpulbersama sanak saudara, teman teman dan kerabat untuk bersukacita dalam pesta pesta kerumunan, tetapi kita diajak tetap setia pada ajakan pemerintah, ajakan gereja untuk tetap mengikuti protokol kesehatan mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker yang benar.

Perayaan Natal akan menjadi lebih baik bila kita membuka hati untuk menjadi solider dengan saudara saudari kita yang saat ini mengalami kesulitan hidup karena pandemi Covid 19 ini. Kelahiran Tuhan Yesus di hari natal kita sambut dalam palungan hati kita agar kita memiliki hati yang penuh belas kasih bagi semua yang membutuhkan pertolongan kita.

Marilah kita saling menolong satu dengan yang lainnya. Itulah Natal sesungguhnya! Selamat Natal di tahun 2020 ini.

(Harjanto)