St. Agustinus: Kisah Cendekiawan yang Mencari Tuhan

#Santo-Santa, #Orang Kudus, #St. Agustinus, #Agustinus, #Pujangga Gereja, #Refleksi, #Pertobatan, #Iman, #Akal Budi, #Pencarian, #Hati Nurani, #BerimanBukanRecehan,
28 August 2019
St. Agustinus: Kisah Cendekiawan yang Mencari Tuhan

Halo sobat Youcat, hari ini kita memperingati Peringatan Wajib St. Agustinus. Tentu nama ini sudah tidak asing lagi bagi kita, ya kan? Namun, bagaimana sih kisah hidupnya? Apa yang bisa kita pelajari dari kisah hidupnya? Yuk kita simak. . .

Kisah Pencarian Tuhan

Kekuatan paling mulia yang dimiliki manusia adalah akal budi. Tujuan tertinggi dari akal budi adalah pengetahuan akan Allah. ~ St. Albertus Agung ~

St. Agustinus lahir pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Afrika Utara. Kalau kalian membayangkan St.Agustinus sejak awal adalah anak yang saleh, kalian keliru. Meskipun ibunya adalah St. Monika, seorang ibu yang sangat saleh dan rajin berdoa, namun ayahnya, Patrisius adalah seorang kafir. Sejak kecil, St Agustinus banyak terpengaruh oleh ajaran kafir ayahnya sehingga ia tidak mau mengakui Tuhan. Ibunya, St. Monika, tak henti-hentinya berdoa agar St. Agustinus mau bertobat.

Agustinus muda adalah orang yang sangat cerdas dalam ilmu filsafat dan retorika. Ia belajar dari satu sekolah besar ke sekolah besar lainnya dan menjadi murid yang sangat cerdas. Pada usia 29 tahun, ia dan sahabatnya, Alypius, pergi ke Roma untuk mengajar di sana. Di Roma, Agustinus dikenal sebagai Professor yang hebat.

Akan tetapi, hatinya terus merasa hampa dan gelisah. Hatinya seperti terus mencari sesuatu. Ia membaca berbagai buku-buku ilmu pengetahuan namun tetap saja ia tidak menemukannya. Suatu hari, ia bertemu dengan Uskup St. Ambrosius. Ia merasa tertarik dengan ajaran dan gaya hidup sederhana St Ambrosius. Akan tetapi, ia masih belum siap melepaskan gaya hidupnya yang mewah dan penuh dosa.

Baru pada tahun 387, setelah menjalani proses merenung yang panjang, Agustinus dibaptis oleh Uskup St. Ambrosius. Sejak saat itu ia bertekad mengabdikan diri kepada Tuhan bersama teman-temannya. Ia lalu kembali ke Afrika dan membagi-bagikan kekayaannya. Ia menjadi imam pada tahun 391 lalu dipilih menjadi Uskup Hippo pada tahun 395. Selama hidupnya, ia telah menulis ratusan buku dan surat, salah satunya yang paling terkenal adalah “Confession (Pengakuan)”, sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 28 Agustus 430.

Apakah yang Kamu Cari?

“Engkau telah mencipta kami bagi diri-Mu, dan hati kami tidak tenteram sebelum beristirahat di dalam Engkau.” ~ St. Agustinus ~

Allah telah menaruh ke dalam hati kita, keinginan untuk mencari dan menemukan-Nya (Youcat no. 3). Kita selalu punya rasa rindu di dalam hati kita untuk mencapai ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan, dan Allahlah sumber dari segala yang kita cari dan rindukan.

Tak percaya? Mungkin kita pernah tidak pergi ke Gereja karena malas atau mungkin lama meninggalkan kebiasaan berdoa kita. Di saat seperti itu, pasti ada rasa tidak enak di dalam hati kita. Atau kalau sudah terlalu ekstrim, rasa-rasanya hidup ini terasa hampa, bahkan setiap kekayaan dan kecerdasan yang kita miliki rasanya sia-sia. Sama halnya rasa tak nyaman di dalam hati kita ketika kita baru saja berbuat dosa.

Nah, itulah tandanya kita diperingatkan oleh hati nurani kita untuk segera kembali kepada Allah. Dan seperti pengalaman St. Agustinus, hati kita tidak akan merasa nyaman kalau kita masih berada jauh dari Allah.

Cara untuk mendekat kembali kepada Allah? Berhentilah berbuat dosa, perbanyak doa dan membaca Kitab Suci, serta jangan ragu untuk berbuat baik kepada orang-orang di sekitar kita.

Yuk Kita Refleksikan:

Apakah hatiku sudah cukup merasa tenang dan damai atau masih sering merasa gelisah? Apa yang selama ini membuatku merasa gelisah?

Apakah yang aku kejar-kejar selama ini dalam hidupku? Telitilah, apakah itu akan membawa ketenangan atau justru malah membuat semakin gelisah? Apakah itu membuatku semakin dekat dengan Allah atau malah membuatku semakin jauh dari-Nya?

Apakah aku sudah cukup rajin dalam hidup doaku? Apakah aku sudah cukup mampu berserah kepada Allah dalam segala persoalanku dan memohon bantuan rahmat dari-Nya? Atau aku selama ini masih hanya mengandalkan kekuatanku sendiri saja?

Yuk Kita Coba

Mulai saat ini, yuk sediakan waktu khusus untuk Allah. Telitilah batin kita, apakah setiap hal yang sudah aku lakukan selama sehari ini membuatku semakin dekat dengan Allah atau malah membuat semakin jauh. Mohonlah rahmat untuk terus bertumbuh dalam perbuatan baik dan semakin menjauhi dosa. Perkuat juga dengan banyak berdoa dan membaca Kitab Suci.

Yuk Dibaca

Youcat no. 3-7, 295-297

https://www.imankatolik.or.id/kalender/28Agu.html

http://katakombe.org/para-kudus/tag/Manikeanisme.html

“Setiap orang yang mencari kebenaran, pastilah mencari Allah, entah disadari entah tidak.” ~ St. Edith Stein ~