Mengiringi Kepergian Sang Pencinta Orang Muda dan YOUCAT

#RIP,
07 January 2021
Mengiringi Kepergian Sang Pencinta Orang Muda dan YOUCAT

Meski belum pernah berjumpa sosok ini, entah kenapa pertama kali “jumpa daring” dengan beliau rasanya langsung kenal akrab. Memang dari beberapa teman dan kenalan nama beliau sudah pernah saya dengar. Satu identitas yang selalu saya dengar adalah “Pastor Orang Muda”. Dan, rasanya semangat itulah yang langsung terpancar ketika “jumpa daring” dengan beliau untuk pertama kalinya. Rambut dan kumis yang memutih pun tak jadi halangan untuk semakin merasa dekat dengan beliau. Justru menjadi perekat karena ada sesosok bapak yang akan merengkuhmu dalam berjalan bersama orang muda.

Ya, beliau “Bapak-nya OMK” memang. Banyak yang mengakui hal tersebut.

Sosok itu adalah Pastor Fabianus Teddy Kananites Aer, MSF. Banyak orang mengenalnya sebagai Pastor Teddy Aer. Imam kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 11 Desember 1967 ini mengucapkan kaul pertamanya dalam Kongregasi Para Misionaris Keluarga Kudus di Yogyakarta pada 22 Juli 1988 dan kemudian ditahbiskan sebagai imam pada 8 Juli 1996 di kota yang sama.

Pastor Teddy Aer adalah Penasihat Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda yang selama beberapa bulan terakhir ini aktif sekali bersama-sama Pastor dan kakak-kakak Pengurus Komisi Kepemudaan Samarinda lainnya mengikuti rintisan Study Group YOUCAT melalui rangkaian pertemuan virtual secara rutin hampir setiap minggu.

gambar2

Pastor Teddy selalu semangat jika mengikuti Study Group via daring itu. Bahkan, demi Study Group via daring itu, untuk mendapatkan sinyal yang baik, beliau harus pergi mengendarai motor dari parokinya, Paroki St. Paulus, Lambing untuk "menumpang" di Paroki Kristus Raja, Barong Tongkok, yang jaraknya sekitar 35 km, atau sekitar 1 jam berkendara dengan motor*.

Dengan tekun dan semangat beliau selalu mengikuti Study Group tiap Kamis pukul 19.30 WITA itu. Nyaris tak pernah absen. Staminanya pun tak kendor meski Study Group yang seru dengan Pengurus Komkep Keuskupan Agung Samarinda ini tak jarang berakhir lebih dari pukul 23.00 WITA, atau bahkan tengah malam. Usai Study Group pun kemudian masih harus berkendara dengan motornya untuk pulang kembali ke parokinya setelah Study Group selesai, membelah malam yang telah larut. Semua dilakukannya demi Study Group YOUCAT, demi orang muda Keuskupan Agung Samarinda bisa menikmati Study Group YOUCAT nantinya. Jarak jauh, faktor usia, malam yang dingin, rasa letih tak mengurangi semangatnya.

Ya, misioner sekali memang beliau! Tak heran di dalam kongregasinya beliau pernah dipercaya sebagai Prokurator Misi sampai tahun 2019 dengan tugas khusus: pembentukan sahabat-sahabat MSF dan meninjau misi-misi yang baru. Sebelumnya, beliau pun pernah mengemban amanah sebagai Propinsial MSF selama 2 (dua) periode.

Dalam setiap kesempatan Study Group, kalau saya perhatikan, beliau sering menunggu kesempatan berbicara di giliran kedua. Seolah beliau ingin mengatakan, “aku memberikan kesempatan kepada yang lain, tetapi aku pun siap untuk berbagi”. Tapi kalau "orang pertama" itu tak kunjung bicara, beliau pasti akan jadi yang pertama berbagi. Sharing-nya selalu dalam, dan tak segan berbagi pengalaman-pengalaman pribadinya, termasuk pengalaman paling pahit sekalipun. Ia berani berbagi bagaimana jatuh bangunnya dalam formatio yang ditempuhnya sebagai seorang MSF. Tentu agar kami diteguhkan oleh pengalamannya.

gambar3

Ya, Pastor Teddy memang dikenal mencintai orang muda. Ia akan senantiasa menyapa kita dengan sebutan “Teman!”, tak peduli usiamu berapa. Itu perekatnya dengan setiap orang yang dijumpainya.

Sebelum di Keuskupan Agung Samarinda, setahu saya beliau adalah juga mendampingi di Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin. Studi beliau pun dulu tentang pendampingan orang muda di Filipina. Tak heran beliau semangat sekali melibatkan diri dalam rintisan Study Group YOUCAT untuk Keuskupan Agung Samarinda.

Meskipun usianya jauh berbeda dibandingkan kami, tapi Pastor Teddy selalu terlihat semangat dan nyambung dengan setiap obrolan kami. Diselingi candaan khas beliau, atau kata-kata “Paiitttt.. Paiittt..”, atau spontan berseru “Ndak betul itu…” sambil menyeringai, Pastor Teddy tak pernah kelihatan bosan, capek, letih dalam setiap kesempatan Study Group online itu.

Tak henti-hentinya perasaan sedih mengalir deras sejak mendapatkan kabar duka yang mengejutkan ini. Padahal rasanya baru kemarin membicarakan kondisi beliau yang lemah bersama salah satu Pengurus Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda.

gambar4

Ya Tuhan, secepat ini...

Pastor, hati ini sudah rindu denganmu..

Kita janji Januari akan Study Group lagi kan..

Namun, iman akan Kristus meyakinkan saya bahwa Pastor Teddy, sang pencinta orang muda, sahabat YOUCAT, segera bergabung dengan Gereja yang jaya dan menjadi barisan pendoa bagi gerakan katekese YOUCAT bersama dengan alm. Mgr. John Philip Saklil, yang juga sangat mendorong hadirnya YOUCAT Indonesia ketika menjadi Ketua Komisi Kepemudaan KWI, dan juga sahabat kami almh. Dominiria Hulu yang pernah menjadi Pengurus YOUCAT Indonesia.

Selamat jalan, Pastor Teddy..

Doakan kami yang masih berjuang keras untuk keselamatan jiwa-jiwa.. menjadi pelayan dan pendukung setiap penjala manusia.. Dari surga, berikanlah kami semangatmu yang tak pernah padam untuk orang muda dan YOUCAT..

Requiescat in Pace! Ad Vitam aeternam, Pastor Teddy!

JMJ

*) bagi yang kangen dengan bagaimana Pastor Teddy Aer bermotor, video yang saya temukan di YouTube ini mungkin bisa mengobati kerinduan kita akan sosok beliau ketika bermisi…

https://youtu.be/p6pVerm03l8

Willem L. Turpijn Koordinator Divisi Material Development dan Formatio YOUCAT Indonesia