#Meet: Menggali Semangat Mewartakan Pengampunan dari Madah St. Petrus dan St. Paulus

#berimanbukanrecehan, #hariraya, #santo-santa, #petrus, #paulus, #meet,
28 June 2020
#Meet: Menggali Semangat Mewartakan Pengampunan dari Madah St. Petrus dan St. Paulus

Gembala mulia Santo Petrus tercinta Semoga dosa kau ampuni segera Dengan kuasa yang sudah kau terima Untuk membuka atau menutup surga.

Ajarlah kami Paulus pujangga mulia Cinta sejati yang merangkum segala Supaya kami mencapai yang sempurna Sehingga pasti selamat dan bahagia

Semoga Bapa selalu dihormati Bersama Putra yang mengutus Roh Suci Kepada kita umat pilihan ini Yang menerima kehidupan sejati. Amin. (Sumber: Buku Ibadat Harian)

Sobat YOUCAT, madah di atas adalah madah yang terdapat di dalam Buku Ibadat Harian yang dimadahkan setiap Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus. Nah, agar kita semakin menghayati Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus pada hari ini, yuk kita dalami makna dari madah ini!

St. Petrus Pemegang Kunci Surga

“Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”(bdk. Mat 16:19)

Madah ini mengingatkan kita akan kuasa untuk mengampuni dosa yang diberikan Yesus kepada Petrus dan para penerusnya (para uskup dan imam). Jika kita merenungkan alasan di balik pemberian kuasa ini, ada cinta Allah yang besar kepada kita. Dari YOUCAT nomor 224 kita dapat pula mengetahui bahwa alasan Kristus memberikan Sakramen Pengampunan Dosa yakni karena cinta Kristus yang ditunjukkan dengan mencari yang hilang. Itulah sebabnya Kristus memberikan kepada kita sakramen-sakramen penyembuhan (Sakramen Pengampunan Dosa dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit) di mana kita dibebaskan dari dosa dan dikuatkan dalam kerapuhan fisik dan jiwa.

Selain itu, dalam KGK 1443-1445 juga ditunjukkan bagaimana pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah juga berarti penerimaan kembali orang-orang yang bertobat ke dalam persekutuan umat Allah. Yesus sendiri menunjukkan hal ini dengan mengajak orang-orang berdosa untuk ikut makan bersamaNya, atau bahkan ikut makan bersama-sama dengan mereka di dalam rumah mereka.

Dengan memadahkan bait pertama madah tersebut dan mengingat kuasa pengampunan dosa yang diterima Petrus, kita sebenarnya merenungkan cinta Allah yang ada di baliknya. Kita merenungkan cinta Allah yang merangkul orang-orang yang hilang dan membawa mereka kembali ke dalam persekutuan umatNya. Kemudian kita sebagai umatNya juga perlu menunjukkan cinta Allah tersebut dengan memaafkan dan menerima kembali orang-orang yang bertobat.

Pewartaan Kepada Segala Bangsa

“Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kis 13:47)

Bait kedua tersebut ingin mengisahkan pewartaan St. Paulus kepada segala bangsa, tidak hanya bangsa Yahudi saja. Bait ini memberitahu kita ada cinta yang besar di balik pewartaan yang Paulus lakukan.

Jika kita bertanya bagaimana Paulus bisa memiliki cinta yang begitu besar, kita bisa merefleksikan kisah pertobatan Paulus. Paulus dahulu adalah penganiaya umat Kristen. Ia kemudian mengalami pertobatan ketika Yesus menampakkan diri kepadanya. Di saat Yesus menampakkan diri itulah Paulus merasakan kasih Allah yang luar biasa kepadanya. Refleksi atas masa lalunya, pertobatannya, dan kasih karunia Allah yang mengubah hidupnya dapat kita baca di 1Kor 15:8-10.

Refleksinya atas pertobatannya itu memberinya kekuatan serta cinta yang luar biasa untuk mewartakan Allah. Refleksinya itulah yang mewarnai tulisan-tulisan suratnya yang banyak berisi seruan untuk bertobat, mengubah diri kita, dan berpaling kepada Allah. Contohnya antara lain di Roma 2:4, “Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”, atau di Efesus 4:22-24 “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”, atau di Kolose 3:1 “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.”

Belajar dari pengalaman pertobatannya, St. Paulus tak henti-hentinya meminta kita untuk bertobat. Baginya, pertobatan dan pengampunan adalah sebuah karunia Allah yang luar biasa, yang memberinya kesempatan untuk mendapatkan hidup yang baru. Pertobatan dan pengampunan adalah sungguh-sungguh wujud cinta dari Allah kepada manusia.

Menjadi Pewarta Pengampunan

Dari pendalaman kedua tokoh tadi, kita bisa belajar bahwa pertobatan dan pengampunan adalah karunia Allah yang luar biasa, yang memberikan kita hidup yang baru, yang mempersatukan kita kembali sebagai persekutuan umat Allah.

Apa hubungannya dengan kita saat ini?

Nah, kita sebagai murid-murid Kristus, yang memperoleh hidup baru berkat salib dan kebangkitanNya, dipanggil untuk mewartakan kasih Allah di tengah lingkungan masyarakat kita yang beragam. Salah satu aspek yang dapat kita wartakan adalah kasih pengampunan dan pertobatan seperti yang telah dilakukan oleh St. Petrus dan St. Paulus.

Bagaimana kita dapat menjadi pewarta pengampunan dan pertobatan? Kita bisa mulai dengan tetap berbuat baik kepada semua orang termasuk kepada orang yang membenci kita. Doakanlah orang-orang yang memusuhi kita seperti yang Yesus ajarkan sendiri (Mat 5:43-48). Rangkullah dan sapalah mereka meskipun mereka cuek kepadamu. Ampunilah orang-orang yang berbuat salah kepadamu. Kalau ada orang-orang yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial, jangan ikut memberi komentar yang juga penuh kebencian, atau malah membantu menyebarkannya, akan tetapi tanggapilah dengan bijak dan doakanlah mereka.

Terasa berat? Kita bisa lakukan seperti yang St. Paulus lakukan, yaitu mengingat-ingat dan merefleksikan pengalaman kita diampuni. Dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman kita diampuni, kita sadar betapa kita sebenarnya dikasihi oleh Allah dan sesama kita dan dari situ kita punya bekal untuk mengampuni sesama kita.

Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus bukan hanya hari untuk mengenang karya pewartaan mereka namun juga hari yang baik bagi kita untuk menimba semangat pewartaan dari mereka. Dan dari madah St. Petrus dan St. Paulus dalam Buku Ibadat Harian yang indah ini, kita diajak untuk menggali semangat pewartaan pengampunan dan pertobatan dari mereka untuk kita teladani.

Yuk jadi saksi kasih Allah dengan mengasihi dan mengampuni semua orang termasuk kepada orang-orang yang memusuhi kita!