#Express: Jika St. Yohanes Pembaptis Hidup di Zaman Now...

#berimanbukanrecehan, #hariraya, #santo-santa, #yohanespembaptis, #express,
24 June 2020
#Express: Jika St. Yohanes Pembaptis Hidup di Zaman Now...

Sobat YOUCAT, kemarin kita merayakan Hari Raya kelahiran St. Yohanes Pembaptis. Tapi, bukan berarti semangat dari kelahiran St. Yohanes Pembaptis lewat begitu saja. Kita perlu memetik semangat dan teladan dari St. Yohanes Pembaptis. Kira-kira, apa ya yang akan Yohanes Pembaptis lakukan jika ia hidup di zaman now? Hmmm… Yuk coba kita bayangkan!

Gaya Hidup Yohanes Pembaptis Doeloe

Pertama-tama, kita tengok dulu nih, gimana sih gaya hidup Yohanes Pembaptis ketika ada di zaman Yesus dulu! Yuk siapkan Kitab Sucinya ya!

1. Memakai jubah bulu unta dan makan belalang serta madu hutan

Coba baca di Mat 3:4! Gaya hidup Yohanes Pembaptis ini menyimbolkan kesederhanaan serta mati raga. Jubah bulu unta adalah kain yang kasar sedangkan belalang dan madu hutan adalah makanan orang-orang miskin waktu itu. Meskipun ia adalah sosok yang terkenal dan dapat dengan mudah memuaskan keinginan pribadinya dari pengajarannya namun Yohanes Pembaptis memilih untuk hidup miskin sebagai bentuk solidaritasnya terhadap mereka yang miskin sekaligus kritikannya terhadap orang-orang yang rakus akan harta duniawi.

2. Berseru-seru di padang gurun

Yuk buka Mat 3:3, Mrk 1:2-3, atau Luk 3:3-6. Coba Sobat YOUCAT bayangkan, siapa sih yang mau teriak-teriak mengajak orang bertobat di padang gurun yang panas? Selain itu, sebagai sosok yang dipandang nabi besar pada zamannya, bisa saja Yohanes Pembaptis mengajar di Bait Allah di Yerusalem ataupun rumah orang-orang kaya namun ia tidak melakukannya. Dengan berseru di padang gurun, ia tidak hanya menyuarakan pertobatan dengan kata-katanya namun juga dari tempat ia berseru tersebut. Padang gurun juga menyimbolkan perjalanan 40 tahun perjalanan Israel menuju tanah terjanji serta kisah Yesus berpuasa selama 40 hari. Dengan pilihan tempatnya tersebut, ia ingin mengatakan kepada oran untuk berpuasa demi mempersiapkan hati mereka untuk menyambut kedatangan Tuhan

3. Tidak “makan dan minum”

Sekarang kita melompat jauh ke Mat 11:18. Makan dan minum dalam konteks bacaan dan budaya waktu itu maksudnya berpesta atau makan-makan besar. Yohanes Pembaptis bukan orang yang suka berfoya-foya. Meskipun ia adalah sosok fenomenal waktu itu, tapi ia tidak suka mencari perhatian dan ketenaran dengan mengadakan ataupun menghadiri pesta.

Yohanes Pembaptis Zaman Now

Nah, dari gaya hidup Yohanes Pembaptis pada zaman Yesus doeloe, yuk kita coba bayangkan bagaimana gaya hidup Yohanes Pembaptis kalau ia hidup di zaman now!

1. Kaos Oblong dan Nasi Sayur

Salah satu hal yang tentunya tetap Yohanes Pembaptis jaga adalah gaya hidup sederhananya. Kita tidak akan menemukan pakaian dengan merk terkenal, gadget kelas flagship, ataupun barang-barang mahal lainnya padanya. Makannya pun juga sangat sederhana. Kita tidak akan menemukan dirinya makan-makanan mahal, hanya sayur sederhana. Ia tak pernah hidup berlebih-lebihan seperti makan hingga terlalu kenyang. Kita juga tidak akan menemukan dirinya berfoya-foya ataupun mabuk-mabukan karena begitu sederhananya hidupnya. Kita juga dapat membayangkan tempat tinggalnya berupa rumah kos kecil di gang yang sempit.

2. Suara Pertobatan dari Dunia Digital

Apa yang Sobat YOUCAT bayangkan tentang padang gurun? Tentu saja sebuah tempat yang liar, keras, panas, dan gersang. Begitu pula dengan dunia digital dengan hoaxnya, ujaran-ujaran kebencian, serta hiburan-hiburan yang tidak sehat seperti pornografi. Tentu Yohanes Pembaptis akan sangat “gatal” dengan itu semua lalu akan menyuarakan suara pertobatan melalui berbagai media digital yang ada.

3. Turun ke Gang-Gang

Setelah Yohanes Pembaptis memiliki banyak subscribers/followers, menjadi selebgram serta artis tik tok terkenal, tentu orang-orang akan berbondong-bondong ngikutin. Di mana ya kira-kira orang akan menemukannya? Bukan di gedung mewah ataupun kafe yang beken, tapi di gang-gang, permukiman kumuh, atau bahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jika ia hidup di kota besar. Jika ia hidup di desa, kita mungkin akan menjumpainya di tengah perkebunan, sawah, ladang, atau bahkan di tempat-tempat yang alamnya rusak kalau ada. Dari tempatnya mengajar itu, ia juga akan mengajak orang-orang untuk peka akan sekitarnya, akan kemiskinan, atau orang yang yang tertindas karena kuasa segelintir orang.

4. Tidak mencari sensasi

“Ia harus makin besar, tapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30). Itulah semboyan Yohanes Pembaptis yang menyimbolkan kerendahan hatinya. Oleh karena itu, tentu ia tidak akan berusaha untuk mencari sensasi. Ia akan tetap berusaha untuk low profile. Kita tidak akan menemukan dirinya di berita infotainment dengan skandal-skandal menghebohkan.

Nah, seperti itulah kira-kira jika St. Yohanes Pembaptis hidup di zaman now, Sobat YOUCAT! Itu semua mungkin terdengar sulit untuk kita lakukan namun bukan berarti tidak mungkin. Malah, ini bisa jadi inspirasi bagi kita untuk melakukan pertobatan yang lebih total. Pertobatan yang tidak hanya berhenti pada niat atau perbuatan semata, namun juga pertobatan dalam gaya hidup. Tertarik untuk menjadi Yohanes Pembaptis zaman now?