Bersama 3 Anak Fatima Menghidupi Kebenaran dengan Setia

#berimanbukanrecehan, #maria, #fatima, #refleksi,
14 May 2020
Bersama 3 Anak Fatima Menghidupi Kebenaran dengan Setia

Halo sobat YOUCAT! Peristiwa penampakan Bunda Maria di Fatima menjadi peristiwa yang sangat berarti bagi ketiga anak yang melihat penampakan itu (Lucia, Fransisco, dan Jacinta) dan banyak orang lain. Dunia seakan dibuka matanya dan dipanggil untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari peristiwa ini, tetapi kali ini kita akan berfokus pada hidup ketiga anak Fatima yang setia menghidupi kebenaran yang menyelamatkan banyak jiwa.

Menjumpai dan mendengarkan Dia

Lucia, Francisco, dan Jacinta adalah anak yang saleh. Mereka rajin berdoa rosario setiap setelah makan siang. Pada 13 Mei 1917, di tengah tugas menjaga domba, ketiga anak itu tiba-tiba mengalami perjumpaan yang menakjubkan dengan Sang Bunda Allah. Mereka mendengar dengan seksama pesan-pesan dari “wanita surgawi“ yang mereka lihat. Mereka tidak hanya merasakan “euforia“ saat penampakan itu saja, tetapi saat kembali ke rumah dan menjalani kehidupan normal pun, mereka dengan setia melakukan apa yang diperintahkan yaitu berdoa rosario dan bersilih untuk keselamatan jiwa-jiwa.

Kesetiaan mereka dalam berdoa, mempersiapkan mereka untuk dengan penuh kesetiaan pula mentaati apa yang kemudian dipesankan oleh Bunda Maria. Dari kisah ini kita dipanggil untuk mendengarkan suara Tuhan dan berjumpa dengan Dia dalam perjalanan hidup kita.

Suara Tuhan dapat kita dengar dalam berbagai macam cara; dari bacaan kitab suci, homili imam, bahkan dari saudara-saudari kita. Tugas kita adalah terus mencoba mendengarkan suara Tuhan dan menjalankan perintah-Nya sehingga seperti kisah 3 anak Fatima dan Bunda Maria, karya Allah dapat terlaksana dalam hidup kita.

Mengatakan dan melakukan yang benar

Setelah kisah itu menyebar, banyak orang yang meragukan kisah itu. Konsekuensinya ke 3 anak itu harus siap dihina, hingga dijebloskan dalam penjara.

Inilah panggilan kita untuk hidup, yaitu setia pada Sabda Allah yang adalah Kebenaran. Kita harus siap sedia untuk membela yang kita yakini, membela yang benar meskipun itu sulit. Kita perlu berusaha menjadi seperti Dia, Sang Kebenaran, “menyangkal diri, memanggul salib, dan mengikuti Dia” (Bdk. Mat 16:24)

Lalu bagaimana mengetahui apa yang benar? Allah Sang Kebenaran telah menunjukkan kebenaran dengan banyak cara; melalui Alkitab, melalui ajaran Gereja, dan banyak lagi. Tugas kita adalah membuka diri terhadap kebenaran dan menghidupinya. Seperti 3 anak Fatima yang dengan berani menolak untuk menyangkal peristiwa itu maka kita pun diajak untuk dengan beranimengakui iman kita akan peristiwa penyelamatan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.

Setia hidup dalam kebenaran hingga akhir

Menjadi setia tidak mudah, tapi inilah yang Tuhan inginkan untuk kita. Ketiga anak Fatima telah memberi teladan untuk setia datang ke lokasi penampakan setiap tanggal 13 seperti yang dikatakan Bunda Maria meski banyak yang menghalangi, tetap setia berdoa dan bersilih seperti yang diminta oleh Sang Bunda, selalu setia mengatakan yang benar dan melakukan yang benar sampai akhir.

Tuhan memanggil kita untuk menjadi setia, mentaati perintahNya, hidup dalam kekudusan, hingga karya Allah dapat terlaksana dalam hidup kita dan banyak jiwa dapat diselamatkan karenanya.

Tips dan Trik

Lalu apa yang bisa kita lakukan ya untuk mewujudkan kesetiaan dalam menghidupi kebenaran itu? Coba lihat beberapa hal dibawah nih, sobat!

1. Sediakanlah waktu untuk berdoa dan berkomitmenlah!

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.“ (Yoh 14:6) Tak kenal maka tak sayang; tapi bagaimana bisa mengenal kalau jarang berjumpa? Sobat, marilah kita mulai mencoba menjumpai Allah dengan cara yang paling sederhana, yaitu: berdoa. Tidak perlu doa-doa yang sulit dan panjang, awalilah dengan komitmen untuk menyediakan waktu berdoa, mulai dari yang sederhana seperti mengawali dan menutup hari dengan doa Bapa Kami dan Salam Maria. Lalu, bila sudah mulai biasa, boleh juga ditambahkan dengan menambah komitmen untuk mendoakan Rosario, atau mendoakan Ibadat Harian, dan lain sebagainya.

Dengan menghidupi komitmen doa itu dengan cinta, maka, niscaya kita akan semakin mengenal Dia.

2. Bacalah Alkitab atau buku-buku Iman: Pahamilah dan Hidupilah

Tolle lege (ambillah dan bacalah)! Itulah kata-kata yang didengar oleh St. Agustinus, Santo pelindung YOUCAT Indonesia, dalam perjalanannya mencari Allah. Sobat, mari sediakanlah waktu untuk membaca Alkitab atau buku-buku iman yang lurus agar kita dapat mengerti apa yang benar apa yang kita imani itu. Berkomitmenlah misal satu perikop sehari, satu nomor YOUCAT sehari, atau sumber-sumber resmi Gereja yang lain. Coba pahamilah, dan bila kesusahan, jangan takut untuk bertanya (Mat 7:7-8). Boleh menghubungi katekis paroki, atau kakak-kakak di lingkungan paroki tempat kamu tinggal.

3. Budayakan “Ya, Tidak, Diam“ dan jangan takut mengatakan “maaf“

Amor Veritatis (mencintai kebenaran) adalah motto YOUCAT Indonesia yang boleh kamu adopsi menjadi pedoman hidup kamu! Cobalah untuk selalu setia berpegang pada kebenaran dengan selalu mengatakan apa yang benar. Katakanlah ya bila ya, tidak bila tidak, dan diamlah bila hal itu tidak boleh kamu katakan.

Budayakanlah pula untuk meminta maaf dan menyesali kesalahan kita daripada mengelak atau malah melempar kesalahan.

4. Tegurlah mereka yang berbuat salah dengan kasih dan dengarkanlah juga bila ada yang menegurmu dengan hati terbuka, dan selalu berupayalah untuk memperbaiki dirimu.

Janganlah takut untuk menegur mereka yang melakukan kesalahan dengan kasih, sebab teguran adalah tanda bahwa kita mengasihi dia, bahwa kita ingin agar dia menjadi lebih baik. Kita pun sebaiknya menerima teguran dengan bijaksana dan menyadari teguran tersebut sebagai aksi kasih dari si penegur itu dan selalu berupaya untuk memperbaiki diri kita sendiri.

5. Wartakanlah yang benar dalam hidupmu dan beranilah melawan arus

Usahakanlah untuk dengan bijaksana mempertimbangkan:

  1. apa yang perlu dikatakan atau tidak,
  2. apa yang perlu dilakukan atau tidak, dan
  3. apa yang perlu disebarkan atau tidak.

Jangan ikut-ikut, melainkan kita harus berani hidup benar dengan melawan arus. Ingat : “ikan yang selalu ikut arus adalah ikan yang mati“ ikan hidup memiliki tujuan dan akan berenang sampai ke tujuannya meski harus melawan arus.

Menjumpai dan mendengarkan Allah lewat perkataan BundaNya, menjalankan perintahNya dengan selalu melakukan dan mengatakan apa yang benar, serta menghidupinya dengan setia adalah teladan yang bisa kita ambil dari ketiga anak Fatima. Semoga pelajaran dari hidup ketiga anak Fatima ini dapat membantu kita menghidupi kebenaran dengan setia ya sobat YOUCAT. Marilah membiarkan Allah berkarya lewat diri kita seperti yang telah dilakukanNya melalui 3 anak Fatima, terus semangat dan mari mewartakan Dia dengan sukacita!