Berdoa Bersama Bunda Maria

#rosario, #doa, #santa, #maria, #peringatan', #sejarah,
07 October 2020
Berdoa Bersama Bunda Maria

Halo Sobat YOUCAT! Apa kabar?

Tepat pada hari ini, 7 Oktober, Gereja merayakan Pesta Santa Maria Ratu Rosario. Peristiwa terbesar yang melatarbelakangi penetapan hari ini sebagai Pesta Santa Maria Ratu Rosario adalah peristiwa kemenangan pasukan Kristen dalam pertempuran melawan pasukan Turki di Lepanto.

Penasaran?

Yuk bersama-sama kita simak kisah Santa Perawan Maria Ratu Rosario!

Riwayat Doa Rosario

“Berdoa Rosario, berdoa bersama Bunda Maria sendiri, memohon keselamatan kekal dari Puteranya, Yesus Kristus bagi kita di dalam lembah duka ini”

Sebelum masuk pada peristiwa besar yang menyebabkan penetapan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario, yuk kita lihat dulu bagaimana perjalanan hadirnya Doa Rosario dalam Gereja.

Apa itu doa Rosario?

Doa Rosario adalah devosi non-liturgi yang sangat populer di Gereja Katolik. Melalui Doa Rosario, Gereja Katolik merenungkan karya penebusan Kristus dalam dua puluh peristiwa Sejarah Keselamatan (Peristiwa Gembira, Cahaya, Sedih, dan Mulia) sambil mendaraskan 1 (satu) kali Doa Bapa Kami, 10 (sepuluh kali) Doa Salam Maria, 1 (satu) kali Doa Kemuliaan, yang didahului dengan pendarasan Syahadat Para Rasul, 1 (satu) kali Doa Bapa Kami, 3 (tiga) kali Doa Salam Maria, serta 1 (satu) kali Doa Kemuliaan.

Praktik Doa Rosario diambil dari kebiasaan doa di kalangan para rahib dalam kehidupan monastiknya zaman dulu di mana setiap harinya, para rahib mendaraskan 150 (seratus lima puluh) buah Mazmur atau Doa Ofisi sebagaimana termuat di dalam Kitab Suci. Biasanya, para rahib awam yang tidak bisa membaca akan mendaraskan Doa Bapa Kami sebanyak 150 (seratus lima puluh) kali. Para rahib menggunakan seutas tali bersimpul atau bermanik-manik untuk mempermudah mereka dalam menghitung seberapa banyak Doa Bapa Kami yang telah mereka daraskan.

Pada abad kesebelas, muncul kebiasaan dari para rahib untuk memberikan salam kepada Bunda Maria sambil menundukkan kepala bila melewati patung atau arca Bunda Maria. Kebiasaan tersebut berkembang menjadi sebuah doa, yakni Doa Salam Maria.

Awalnya, Doa Salam Maria amatlah singkat. Doa itu hanya terdiri dari bagian pertama yang berakhir dengan kata-kata “terpujilah buah tubuhmu”. Doa itu didarasakan para rahib dan dihitung dengan seutas tali bersimpul dan bermanik-manik yang sama, yang mereka gunakan untuk mendaraskan Doa Bapa Kami. Lama-kelamaan, muncul kebiasaan untuk menggantikan Doa Bapa Kami dengan Doa Salam Maria yang tetap didaraskan sebanyak 150 (seratus lima puluh) kali.

Tidak lama setelah itu, 150 (seratus lima puluh) buah Mazmur yang didaraskan oleh para rahib melek huruf dibagi menjadi 3 (tiga) bagian di mana masing-masing bagiannya terdiri dari 50 (lima puluh) buah Mazmur. Demikian pula dengan Doa Salam Maria yang didaraskan para rahib buta huruf, mereka pun membaginya menjadi 3 (tiga) bagian dengan masing-masing bagiannya terdiri dari 50 (lima puluh) Doa Salam Maria.

Pada bagian pertama, Doa Salam Maria melukiskan peristiwa kunjungan Malaikat Gabriel dan kesediaan Maria menerima Almasih dalam kandungannya. Inilah peristiwa awal dari “Penjelmaan Juru Selamat”. Kemudian, Maria mengungkapkan sendiri sukacitanya kepada Elisabeth, sanaknya, yang pada waktu itu juga sedang hamil. Sejak abad kedua belas, Doa Salam Maria mulai diulang-ulang selama berlangsungnya doa untuk mengenang “Lima Sukacita Santa Maria” (Kabar Sukacita, Kelahiran Yesus, Kebangkitan Yesus, Kenaikan Yesus, serta Pengangkatan ke Surga).

Di abad pertengahan, umat Kristen memiliki devosi istimewa kepada “Lima Luka Yesus”, yakni di kedua tangan, kedua kaki, dan lambung Yesus. Tidak hanya itu, ada pula devosi kepada “Lima Penumpahan Darah Yesus”, yakni pada saat sakratul maut, saat didera, saat dimahkotai duri, saat disalib, dan saat ditikam lambungNya. Maria selalu hadir dalam penderitaan atau sengsara Yesus, maka tidak heran bahwa sejalan dengan devosi kepada sengsara Yesus, berkembang pula devosi serupa kepada Maria yang Berdukacita. Devosi tersebut kemudian dikembangkan oleh Ordo Fransiskan dan Serikat Hamba Maria.

Sejak abad keempat belas, sudah ada kebiasaan untuk menghubungkan Doa Salam Maria dengan renungan mengenai peristiwa-peristiwa Yesus. Di abad kelima belas, berkaryalah seorang biarawan bernama Dominikus dari Prusia. Ia berusaha menggabungkan Doa Rosario dengan renungan-renungan tentang kehidupan Yesus dan IbuNya.

Mulai tahun 1475, muncullah tarekat-tarekat religius dalam Gereja yang mempopulerkan Doa Rosario. Teknik cetak berhasil membuat daftar 15 (lima belas) peristiwa, yang ditetapkan sebagai landasan renungan selama Doa Rosario, mulai dikenal di mana-mana. Sebuah buku yang dicetak di Ulm tahun 1483 menganjurkan tiga rangkaian gambar di mana masing-masing gambar memuat lima lukisan tersendiri, yakni Lima Sukacita Maria, Lima Penumpahan Darah Kristus, dan Lima Sukacita Maria sesudah bangkitnya Yesus. Inilah kelima belas peristiwa Rosario yang dikenal hingga sekarang.

Bagian kedua Doa Salam Maria yang berbunyi “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin”, baru menjadi doa resmi semenjak Paus Pius V (1566-1572) meresmikan brevarium (doa harian Gereja) pada tahun 1568. Doa Salam Maria yang utuh baru diterima secara umum di abad ketujuh belas.

Hikayat Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario

Peristiwa terbesar yang melatarbelakangi penetapan 7 Oktober sebagai tanggal di mana seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario adalah peristiwa kemenangan pasukan Kristen dalam pertempuran melawan pasukan Turki.

Saat itu, Paus Pius V menyerukan agar seluruh umat Katolik berdoa Rosario untuk memohon perlindungan Bunda Maria atas Gereja. Di bawah pimpinan Don Johanes, pasukan Kristen berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto pada tanggal 7 Oktober 1571.

Sebagai tanda syukur atas kemenangan pasukan Kristen dalam menghadapi pasukan Turki, Paus Pius V menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Peringatan “Our Lady of Victory” yang kemudian oleh penerusnya, Paus Gregorius XIII dietapkannya sebagai Pesta Rosario Suci. Paus Klemens X dan Paus Klemens XI mengukuhkan pesta tersebut bagi seluruh Gereja di dunia; Paus Leo XIII kemudian menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario untuk menghormati Bunda Maria.

Bunda Maria sendiri meminta umat untuk berdoa Rosario melalui penampakan-penampakannya, diantaranya peristiwa penampakannya di Lourdes, Perancis (1858), di Fatima, Portugal (1917), dan di berbagai tempat lainnya. Di setiap penampakannya, Bunda Maria meminta umat untuk berdoa Rosario sebagai senjata yang ampuh dalam melawan kejahatan sehingga mendatangkan kedamaian serta kesejahteraan.

Jadi, bagaimana dengan kamu Sobat YOUCAT?

Maukah kamu berdoa Rosario, berdoa bersama Bunda Maria sendiri untuk melawan kejahatan?

Marilah berdoa kepada Putera Bapa dengan perantaraan Bunda Maria, memohon keselamatan kekal bagi kita semua.

Tuhan memberkati!